1. Kelemahan Pertahanan Tim

Barisan pertahanan Timnas Indonesia sebenarnya menunjukkan performa yang sangat baik dalam pertandingan ini. Tiga pemain belakang, yaitu Muhammad Ferarri, Kadek Arel, dan Dony Tri Pamungkas, berhasil menunjukkan disiplin yang tinggi dalam menghadapi serangan dari lawan.

Namun, disebabkan oleh kelalaian pada saat-saat kritis, tim Merah Putih akhirnya harus menerima kenyataan pahit dengan kebobolan. Gol terjadi akibat situasi kacau di depan gawang yang dijaga oleh Cahya Supriadi. Dalam situasi tersebut, Nguyen Quang Hai mendapatkan kesempatan untuk menembak setelah menerima umpan dari Nguyen Tien Linh.

2. Serangan Sering Terhenti

Strategi serangan Timnas Indonesia yang lebih banyak mengandalkan serangan balik sering kali terhambat. Hal ini tidak terlepas dari rendahnya tingkat akurasi yang ditunjukkan oleh Muhammad Ferarri dan rekan-rekannya. Selain itu, usaha yang dilakukan melalui umpan-umpan panjang juga tidak memberikan hasil yang berbeda.

Dari total 40 umpan lambung yang dilepaskan, hanya delapan yang sukses mencapai tujuan. Situasi ini jelas membuat skuad Merah Putih merasa frustrasi. Kurangnya kreativitas di lini tengah semakin memperparah keadaan, sehingga mereka kesulitan untuk menciptakan peluang berbahaya.

3. Tidak Memanfaatkan Kesempatan

Skuad yang dilatih oleh Shin Tae-yong sebenarnya memiliki beberapa peluang saat bertemu dengan The Golden Star. Mereka berhasil menciptakan beberapa situasi berbahaya yang bisa dimanfaatkan untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Salah satu momen terbaik terjadi pada menit ke-65 ketika Victor Dethan berhasil menemukan ruang tembak setelah melakukan serangan balik yang cepat. Namun, sayangnya, “sepakan pemain muda PSM Makassar ini kurang akurat.” Bola yang ditembakkan justru mengenai Filip Nguyen, sehingga hanya menghasilkan sepak pojok. Momen ini menjadi satu-satunya shot on target yang berhasil dicatat oleh Timnas Indonesia dalam pertandingan tersebut.